Kawan, pernahkah kamu membeli sesuatu di game tanpa sepengetahuan orangtua? Nah, hal seperti ini yang terjadi di Fortnite. Epic Games, sang pembuat Fortnite, kena denda Rp19,5 miliar gara-gara membiarkan anak-anak membeli konten di gamenya! Menurut penyelidikan dari Netherlands Authority for Consumers and Markets, Epic Games terbukti tidak memberikan informasi jelas soal transaksi ini. Makanya mereka kena denda besar. Simak cerita lengkapnya di artikel ini ya!
Epic Games Dikenakan Denda Rp19,5 Miliar Karena Anak-Anak Membeli Konten Di Fortnite
Transaksi tanpa izin orang tua
Epic Games kedapatan melanggar undang-undang perlindungan konsumen di Belanda karena memungkinkan pembelian dalam game oleh anak-anak di bawah umur 16 tahun tanpa seizin orang tua. Menurut penyelidikan badan perlindungan konsumen Belanda, anak-anak dapat melakukan transaksi di Fortnite tanpa batasan usia. Hal ini melanggar undang-undang perlindungan data pribadi anak di Uni Eropa.
Informasi tidak jelas
Epic Games juga dinilai tidak memberikan informasi yang jelas mengenai transaksi di Fortnite. Pemain, termasuk anak-anak, dapat membeli konten seperti kostum dan tarian tanpa batasan. Namun, Epic Games tidak menjelaskan biaya yang dikenakan dan risiko ketergantungan pada pembelian dalam game. Hal ini melanggar undang-undang perlindungan konsumen di Belanda yang mewajibkan penjual memberikan informasi lengkap mengenai produk dan layanan yang ditawarkan.
Langkah perbaikan
Untuk memperbaiki pelanggaran ini, Epic Games harus membatasi pembelian konten oleh pemain di bawah umur 16 tahun dan meminta izin orang tua. Epic Games juga perlu menyediakan informasi yang lebih jelas mengenai mekanisme pembelian dalam Fortnite, termasuk biaya yang dikenakan dan potensi risiko ketergantungan. Langkah ini diharapkan dapat melindungi konsumen, khususnya anak-anak dan remaja.
Investigasi Otoritas Perlindungan Konsumen Belanda Menemukan Informasi Transaksi Tidak Jelas
Wah, ini kabar yang mengejutkan! Ternyata Epic Games, pembuat game populer Fortnite, didenda sebesar 1,125 juta Euro atau sekitar Rp19,5 miliar oleh Otoritas Perlindungan Konsumen dan Pasar Belanda karena dianggap tidak memberikan informasi transaksi yang jelas kepada para pemain.
Transaksi Dalam Game Tidak Transparan
Menurut penyelidikan, Epic Games gagal untuk memberi tahu para pemain, terutama anak-anak, bahwa mereka sedang melakukan pembelian sebenarnya dalam game. Hal ini tentu saja melanggar undang-undang perlindungan konsumen di Belanda. Banyak pemain, terutama yang masih di bawah umur, sering tidak menyadari bahwa mereka telah membeli kostum, emotikon, dan item lainnya dengan uang sungguhan dalam game.
Peringatan Untuk Meningkatkan Transparansi
Otoritas Belanda memperingatkan Epic Games untuk meningkatkan transparansi dan memberi peringatan lebih jelas kepada para pemain, terutama anak-anak, sebelum melakukan pembelian apa pun. Perusahaan juga diminta untuk mengembalikan pembayaran kepada para pemain yang tidak menyadari telah membeli sesuatu. Jika Epic Games gagal mematuhi, mereka dapat didenda lebih lanjut.
Dengan denda ini, mudah-mudahan Epic Games dan pengembang game lainnya akan lebih berhati-hati dan transparan dalam hal transaksi dalam game di masa depan. Para orang tua juga disarankan untuk lebih memperhatikan kegiatan pembelian anak-anak mereka dalam game online. Lebih baik mencegah daripada menyesal, bukan?
Bagaimana Epic Games Memungkinkan Anak-Anak Membeli Konten Tanpa Pengawasan Orang Tua
Anak-anak sering menghabiskan waktu berjam-jam bermain Fortnite dan game online lainnya. Sayangnya, ini membuat mereka rentan terhadap pembelian konten dalam game yang tidak diawasi. Epic Games, perusahaan di balik Fortnite, baru-baru ini didenda karena memungkinkan pembelian oleh anak-anak tanpa persetujuan orang tua.
Transaksi Tanpa Verifikasi Usia
Fortnite mengizinkan pemain membeli V-Bucks, mata uang virtual yang dapat ditukar dengan berbagai item seperti kostum dan tarian. Pembelian ini tidak memerlukan verifikasi usia, sehingga anak-anak dengan mudah dapat menggunakan kartu kredit orang tua mereka untuk membeli V-Bucks dalam jumlah besar.
Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa fitur pembelian dalam game bahkan ada atau tidak sepenuhnya memahami bagaimana cara menonaktifkannya. Ini berarti banyak anak dapat dengan bebas membeli konten tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Epic Games seharusnya menerapkan langkah-langkah untuk memverifikasi usia pemain dan memerlukan persetujuan orang tua untuk pembelian oleh pengguna di bawah umur.
Dampak Finansial Bagi Keluarga
Pembelian yang tidak terkendali oleh anak-anak ini dapat berdampak buruk pada keuangan keluarga. Biaya V-Bucks yang terlihat kecil dapat dengan cepat menjadi ratusan dolar per bulan jika dibeli secara teratur. Ini adalah masalah serius yang perlu ditangani untuk melindungi anak-anak dan orang tua mereka.
Epic Games dan perusahaan game lainnya harus lebih bertanggung jawab dalam hal ini. Mereka perlu menerapkan langkah-langkah untuk memastikan bahwa pembelian dalam game hanya dilakukan den
Mengapa Perlindungan Anak Sangat Penting Dalam Game Online
Privasi dan keamanan data
Saat bermain game online, data pribadi anak-anak seperti nama, email, tanggal lahir dan kartu kredit dapat dengan mudah dikumpulkan. Perusahaan game harus melindungi data ini dan memastikan tidak ada pihak ketiga yang dapat mengaksesnya. Jika data anak-anak bocor, ini dapat berdampak buruk pada privasi dan keamanan mereka.
Konten yang tidak sesuai
Banyak game online menyertakan konten dewasa seperti kekerasan dan seksualitas yang tidak cocok untuk anak-anak. Perusahaan game harus memfilter konten ini dan membuat pengaturan orang tua yang memungkinkan orang tua untuk mengendalikan apa yang dapat dimainkan anak mereka.
Pembelian dalam aplikasi
Banyak game gratis menawarkan pembelian dalam aplikasi untuk peningkatan atau item kosmetik. Meskipun opsional, ini dapat mendorong anak-anak untuk berbelanja tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Perusahaan game harus menerapkan metode pembayaran yang aman dan mewajibkan izin orang tua untuk pembelian anak di bawah umur.
Kecanduan game
Beberapa game dirancang untuk membuat pemain terus bermain selama mungkin, yang dapat menyebabkan kecanduan. Perusahaan game harus menerapkan batasan waktu bermain dan menyediakan peringatan kesehatan untuk mencegah kecanduan game pada anak-anak. Mereka juga harus menyediakan alat pengukur untuk membantu orang tua memantau berapa lama anak mereka bermain.
Perlindungan anak sangat penting dalam industri game online yang terus berkembang ini. Dengan menerapkan kebijakan yang ketat untuk melindungi data, menyaring konten, mencegah pembelian tanpa izin, dan membatasi kecanduan game, perusahaan game dapat membuat pengalaman yang lebih aman dan sehat untuk
Pertanyaan Tentang Anak-Anak Membeli Konten: Apa Yang Perlu Diketahui Orang Tua
Anak-anak Anda mungkin sudah memainkan game populer Fortnite. Meskipun game ini gratis untuk dimainkan, ada konten tambahan yang dapat dibeli di dalam game seperti kostum, gerakan, dan emote untuk karakter Anda. Ini bisa menjadi masalah jika anak Anda tidak meminta izin sebelum melakukan pembelian.
Pastikan Pengaturan Pembelian Diaktifkan
Epic Games, pembuat Fortnite, sebenarnya menyediakan pengaturan untuk mencegah pembelian tanpa izin. Namun, pengaturan ini tidak diaktifkan secara default. Sebagai orang tua, Anda perlu masuk ke akun Fortnite anak Anda dan mengaktifkan “Izinkan Pembelian” ke “Tidak”. Ini akan memblokir semua pembelian di dalam game.
Tetapkan Batas Pengeluaran Bulanan
Jika Anda ingin membiarkan anak Anda melakukan beberapa pembelian, Anda dapat menetapkan batas pengeluaran bulanan di akun Fortnite mereka. Misalnya, batasi pengeluaran bulanan mereka hingga Rp 100.000. Ini akan colok12 membatasi jumlah uang yang dapat mereka belanjakan setiap bulan pada konten game. Pastikan untuk memantau pembelian mereka secara berkala.
Sarankan Anak Anda Menggunakan Uang Saku Virtual
Sebagai alternatif, sarankan anak Anda untuk menggunakan uang saku virtual untuk pembelian di Fortnite. Beberapa aplikasi seperti GoHenry dan Nimbl membiarkan orang tua memberikan uang saku virtual kepada anak-anak yang dapat digunakan untuk berbelanja di toko online termasuk Fortnite. Orang tua dapat memantau dan membatasi pengeluaran anak-anak mereka.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mencegah pembelian tanpa izin di Fortnite dan mengajarkan anak Anda nilai uang dan bertanggung jawab secara finansial.
Conclusion
Jadi begitulah, Epic Games kena denda gede gara-gara ngga kasih informasi jelas soal transaksi di Fortnite. Kita sebagai gamers juga harus hati-hati biar ngga kejebak beli item yang sebenernya ngga perlu pake duit asli. Lebih baik pikirin dulu sebelum beli apa pun di game. Selalu ingat, kesenangan sesaat ngga sepadan sama uang yang melayang. Jaga dompet baik-baik ya!